Ekspedisi Jantung Hayati Sulawesi 2016, Eksplorasi dan Monitoring Flora dan Fauna Asli Sulawesi Bersama Sylvais Universitas Sam Ratulangi


Ekspedisi Jantung Hayati Sulawsi merupakan kegiatan yang di lakukan oleh program studi ilmu kehutanan, Universitas Sam Ratulangi. Sudah 4 tahun terakhir ini kegiatan dilakukan dengan melibatkan mahasiswa mahasiswa kehutanan UNSRAT Manado. Ekpedisi tahun ini melibatkan 10 orang mahasiswa kehutanan  dengan Koordinator Tim Eunike Vivie Panggalo, yang beranggotakan Imam Syah Putra, Ramadhan Azdin, Adha Yakseb, Muhamad Fahrega, Ruth Polii, Darsan Uwaitina, Ardiman Tidore, Vandy Pongantung dan Julio Wawolangi. Tim didampingi juga oleh Dr. Ir. Johny S. Tasirin, MScF dan LSM F.21 Ridwan Katempuge . Ekspedisi ini bekerjasama dengan Yayasan Adudu Nantu Internasional (YANI), Save Our Species, BKSDA Manado, Prodi Kehutanan Unsrat, F21stock.com dan PC. Sylva Indonesia Unsrat  memliki manfaat tersendiri bagi yang mengikutinya. Pengetahuan dan pengalaman yang begitu banyak dan berharga di peroleh dari ekspedisi tersebut. 
Persiapan Pembuatan Plot Permanen
Ekpedisi Jantung Hayati Sulawesi tahun 2016 memiliki target eksplorasi dan monitoring flora fauna asli sulawesi, setting plot permanen ukuran 1 Ha ke - 3 untuk ekosistem riparian yang  menunjang kestabilan ekosistem karena berperan dalam siklus karbon, oksigen, nitrogen dan siklus air, dan mengerti pembelajaran suksesi tumbuhan di ekosistem, serta pembelajaran yang berbasis pembangunan berkelanjutan.
Ekspedisi bertempat di Suaka Margasatwa Nantu yang terletak di Paguyan kabupaten Boalemo provinsi Gorontalo. Suaka Margasatwa Nantu memiliki luar 31. 215 Ha yang di tetapkan oleh pemerintah berdasarkan SK Menhutbun No 573/kpts-11/99 tgl 22 Juli 1999, Hutan Nantu berada di kawasan Wallace Nantu  yang merupakan sebuah zona transisi dan campuran khas fauna Asia dan Australasia, dimana hidup berbagai jenis endemik khas Sulawesi yang tidak bisa ditemui di belahan dunia lainnya. Hutan Nantu memiliki fauna endemik seperti Babirusa (Babyrousa babyrussa), Anoa (Bubalus depressicornis), Monyet Sulawesi (Macaca heckii), Tarsius (Tarsius spectrum), Babi Hutan (Sus celebensis), kus-kus (Phalanger spp), Musang (Viverra tangalunga). DI Hutan Nantu sendiri memiliki berbagai jenis pohon yang menjulang tinggi seperti Nantu (Palaquium sp), Pohon Rao (Dracontomelom dao), Pohon Inggris (Eucalyptus Deglupta), dan adapun pohon Beringin (Ficus benyamina) yang berdiameter cukup besar,  dan ada pula  90 jenis burung di antranya ada 35 spesies burung endemik lainnya seperti, Julang Sulawesi (Rhyticeros cassidix) atau Srigunting Sulawesi (Dicrurus montanus).
Kekayaan alam yang melimpah namun begitu banyak ancaman yang dialami dari berbagai faktor seperti perkebunan kelapa sawit, pertambangan liar, dan perambahan hutan untuk transmigrasi yang ada di Hutan Nantu, sebagai orang Indonesia, kita juga dapat membantu pelestarian keragaman hayati di Nantu  karena Nantu marupakan sebuah laboratorium alam yang harus terus dijaga dan dipertahankan keasliannya. Jangan sampai hutan kita malah dilindungi orang dari luar negeri saja.
Sylvais Universitas Sam Ratulangi
 

Komentar

Postingan Populer